Masyarakat di seluruh dunia telah menjalani kehidupan yang beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19 selama lebih dari setahun. Berbagai masalah yang menjadi tantangan muncul silih berganti, baik internal dan eksternal. Masalah internal diantaranya, seperti pengetahuan masyarakat terkait Covid-19, sikap masyarakat terhadap Covid-19 dan Vaksinasi Covid-19, serta perilaku pencarian pelayanan kesehatan terkait Covid-19 (termasuk pencarian pelayanan vaksin dan perawatan akibat Covid-19).
Menurut data update Kementerian Kesehatan, hingga tanggal 22 Juni 2021, terdapat 2.053.995 kasus konfirmasi Covid-19, 171.542 (8.4 %) kasus aktif, 1.826.504 (88.9 %) kasus sembuh, 55.949 (2.79 %) kasus meninggal. Adapun masyarakat yang sudah divaksinasi pertama sebanyak 24.929.442 orang, dan vaksinasi kedua sebanyak 12.769.789 orang.
Kelompok lansia (> 60 %) masih merupakan kelompok penyumbang kematian terbanyak akibat Covid-19 (50%) walaupun hanya 11.3 % dari seluruh kasus positif yang ada. Rasio fatalitas kasus kelompok lansia juga tertinggi (12 %) dibandingkan kelompok umur lainnya, bahkan 4 kali lipat dari angka nasional. Menurut analissi kematian berdasarkan usia dan riwayat komorbid, lansia memiliki risiko 19.5 kali lipat lebih tinggi disbanding kelompok umur lainnya.
Jumlah komorbid juga meningkatkan risiko kematian, dimana orang dengan 1 komorbid memiliki risiko 6.5 kali lipat dari orang non komorbid, 2 komorbid berisiko 15 kali lipat, dan >3 komorbid berisiko 29 kali lipat. Jenis komorbid yang paling memiliki risiko kematian, yaitu penyakit ginjal (13.7 kali lipat), penyakit jantung (9 kali lipat) diabetes (8.3 kali lipat), serta hipertensi dan penyakit imun (6 kali lipat). Data terbaru juga menunjukkan adanya varian baru Covid-19 yang perlu semakin diwaspadai, seperti B.1.1.7, B.1.351, dan B.1.617.2.
Lansia memiliki peningkatan kondisi kerentanan (frailty) secara klinis, dimana terjadi ketergantungan dan/atau kematian ketika terpapar terhadap stressor. Lansia yang renta/frail mudah mengalami sakit hanya dengan stresor yang ringan, dimana sakitnya dapat menjadi berat dan dirawat, serta berisiko meninggal. Adapun kerentaan/frailty merupakan suatu proses yang sejalan dengan menurunnya kapasitas fungsi tubuh pada proses penuaan.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa upaya penanganan Covid-19 sangat diperlukan bagi lansia agar terhindar dari risiko tertular dan bahkan ancaman terhadap jiwanya. Strategi pemerintah untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan, penerimaan vaksinasi, serta menggencarkan 3T terus dilakukan dengan harapan masyarakat hidup sehat dan terhindar dari ancaman Covid-19.
Adapun upaya percepatan program Vaksinasi Covid-19 bagi lansia di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.
Masyarakat masih harus terus waspada dan jangan lengah di masa pandemi ini. Beberapa hal yang seyogyanya dapat diinformasikan kepada lansia di sekitar kita untuk menjaga kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritualnya, yaitu dengan beberapa hal berikut.
Mari tetap ingat bahwa pandemi ini belum selesai. Perkembangan penyakit ini sangat dinamis,seperti mutasi virus, long Covid, positifpersisten, reinfeksi, perkembangan vaksin. Begitu pula dengan pengobatan yang masih bersifat empiris, karena belum ada obat yang definitif atau sudah pasti. Masyarakat tetap dihimbau untuk terapkan upaya pencegahan sebagai hal yang utama dengan 3M dan 3T, dimana vaksinasi menjadi salah satu unsur penting dalam pencegahan.